Hampir setiap anak tentu sangat menyukai bermain. Dengan bermain, maka rasa ingin tahu dan keterampilan yang dimiliki anak-anak bisa terasah. Hal tersebut juga bermanfaat bagi tumbuh kembang anak sehingga tak heran jika bermain dijadikan sebagai terapi. Metode ini dikenal dengan terapi bermain (play therapy) yang umumnya diberikan untuk anak-anak dengan kondisi tertentu.
Setiap anak memiliki keistimewaan sendiri-sendiri dalam dirinya. Baik anak yang normal maupun anak dengan kebutuhan khusus, semuanya harus memiliki tempat yang sama di hati kita. Keduanya juga harus mendapat perhatian pun kasih sayang sama besar dari orangtua dan orang-orang di sekitarnya.
Anak Berkebutuhan Khusus Masih Sering Dianggap Berbeda Selama ini tidak sedikit anak dengan kebutuhan khusus sering dianggap berbeda bahkan dikucilkan. Itu karena mereka kurang mampu berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik bersama orang-orang di sekitarnya. Namun ketika anak-anak didampingi dengan baik dan mendapat perhatian yang lebih baik, tidak mustahil bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang dengan lebih normal seperti anak-anak lainnya.
Terapi bermain adalah bentuk konseling atau psikoterapi dengan menggunakan permainan guna mengamati serta mengatasi berbagai masalah kesehatan mental dan gangguan perilaku. Terapi ini utamanya digunakan untuk anak-anak berusia 3-12 tahun. Sebab pada usia tersebut, anak-anak cenderung tak dapat memproses emosinya sendiri maupun menyampaikan apa yang ia rasakan pada orang tua. Anak-anak belajar memahami dunia dan lingkungannya melalui permainan. Ketika bermain, ia dapat dengan bebas menunjukkan perasaan batin dan emosi terdalamnya.
Dalam terapi bermain, seorang terapis pun akan menggunakan waktu bermain untuk mengamati dan memahami masalah yang dialami anak. Banyak yang bisa diungkapkan dari interaksi anak dengan berbagai jenis mainan dalam terapi dan bagaimana perilakunya berubah dari sesi ke sesi. Selanjutnya, terapis akan membantu anak mengeksplorasi emosi dan menangani trauma yang belum terselesaikan. Melalui permainan, anak-anak dapat mempelajari mekanisme koping (cara individu menyelesaikan masalah) dan mengatur kembali perilakunya menjadi lebih baik. Terapis pun akan menggunakan hasil pengamatan tersebut sebagai panduan untuk langkah selanjutnya. Terapi yang diberikan akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak.
Lewat metode ini, anak juga bisa mengembangkan keterampilan, perasaan empati serta perilakunya sehari-hari. Para ahli menyebutkan jika terapi bermain juga bermanfaat sebagai pendekatan orangtua untuk mengajak anak berkomunikasi, mengembalikan percaya diri anak setelah trauma dan merangsang kecerdasan otaknya serta kreativitasnya.
Sesuai dengan namanya, terapi bermain merupakan sebuah terapi yang memungkinkan anak bermain dengan sesuka hatinya. Terapi bermain dilakukan di ruang khusus untuk bermain di mana anak bebas memilih permainan yang ia sukai, memilih permainan yang membuatnya nyaman dan bebas dalam berkreativitas.
Buku, alat kesenian, musik, benda-benda kerajinan tangan dan alat permainan lainnya bisa digunakan untuk melakukan terapi ini. Terapi ini biasanya dilakukan selama 30-45 di setiap sesinya dengan jumlah sesi sebanyak 20 sesi. Selama anak bermain, orangtua atau pengasuh beserta psikolog bisa mengamati anak dan menggali informasi mendalam tentang karakter, kesukaan dan perilaku anak.
Terapi bermain umumnya membantu anak-anak yang merasa tertekan, penuh stres, atau memiliki masalah perilaku. Adapun kondisi anak-anak yang membutuhkan terapi ini, antara lain:
Jika Anda merasa si Kecil mengalami kondisi tersebut, tak ada salahnya untuk berkonsultasi pada dokter spesialis anak atau psikiater untuk mendapat penanganan yang tepat.
Terapi bermain dapat dilakukan secara individu atau kelompok. Sesi terapi ini biasanya dilakukan seminggu sekali atau lebih selama 30 menit hingga satu jam. Banyaknya sesi yang dibutuhkan akan bergantung pada kondisi anak dan seberapa baik ia menanggapi jenis terapi tersebut.Teknik terapi bermain dilakukan dengan pendekatan langsung maupun tidak langsung. Pada pendekatan langsung, terapis akan menentukan mainan atau permainan yang akan digunakan dalam sesi terapi. Sementara pada pendekatan tidak langsung, anak dapat memilih mainan atau permainan sesuai keinginannya.Sesi terapi harus dilakukan di lingkungan yang membuat anak merasa aman dan nyaman. Terapis pun dapat menggunakan teknik terapi dengan melibatkan:
Berbagai jenis permainan tersebut tak hanya membuat anak-anak merasa senang, namun juga dapat memudahkan terapis untuk mengamati dan mengatasi masalah yang dialami anak.
Menurut organisasi Play Therapy International, hingga 71% anak-anak yang mendapat terapi bermain mengalami perubahan positif. Adapun manfaat potensial dari terapi bermain yang bisa anak dapatkan, yaitu:
Menurut Kemendikbud, anak usia dini masih kesulitan untuk mengendalikan emosinya. Hal ini membuat dunia bermain menjadi tempat yang ideal bagi anak untuk melampiaskan emosi, kecemasan, kemarahan, hingga stres. Oleh karena itulah, terapi bermain diperlukan. Berikut merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses terapi ini.
Perlu diingat jika anak didiagnosis menderita penyakit mental atau fisik, maka terapi bermain tak dapat menggantikan obat atau perawatan lain yang diperlukan. Meski begitu, terapi ini juga dapat digunakan bersama terapi lainnya guna menunjang pemulihan kondisi anak.
Bandung, 28 Desember 2021
Penulis,
Turkasih, S.Pd
(Guru dan Terapis Risantya)
Beri Komentar